UPAYA
PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA
TENTANG PENYAKIT
MENULAR SEKSUAL (PMS)
DAN HIV / AIDS
MELALUI PENYULUHAN
DI SMP / MTs DAN
SMA / MA
KECAMATAN
BATANGAN
TAHUN 2013
Disusun
oleh :
Anik
Nur Wahyuni, S.KM
NIP
19810622 201001 2 018
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Masa remaja sebagai masa peralihan dari
masa kanak-kanak menuju dewasa terjadi perubahan dalam hal fisik maupun psikis.
Perubahan-perubahan tersebut dapat menyebabkan kekacauan batin pada remaja. Hal
ini menyebabkan remaja dalam kondisi rawan pada pengaruh buruk lingkungan,
apalagi diperberat dengan adanya globalisasi. Dari proses perkembangan remaja
yang begitu rawan dan penuh resiko, maka perlu adanya pendidikan kesehatan di
sekolah, terutama sekolah menengah pertama. Karena masa-masa tersebut termasuk
dalam kategori masa remaja tengah (usia 14-16 tahun) yang perlu mendapat
perhatian khusus dari berbagai pihak.
Kasus PMS dan HIV/AIDS cukup banyak
terjadi di kalangan remaja, apabila remaja tersebut telah aktif secara seksual
(melakukan hubungan seksual) dengan orang yang beresiko terkena penyakit
tersebut. Terutama kasus HIV/AIDS seperti “fenomena gunging es” yang nampak
hanyalah permukaan belaka padahal kasus yang sesungguhnya justru jauh lebih
besar. Remaja sebagai generasi penerus bangsa haruslah dibekali pendidikan
kesehatan sejak dini terutama mengenai remaja dan permasalahannya, agar mereka
tidak terjebak ke dalam hal-hal yang dapat merusak diri mereka sendiri.
Salah satu program promosi kesehatan di
Puskesmas Batangan melalui BOK tahun 2013 adalah penyuluhan HIV/AIDS pada usia
remaja di sekolah (SMP/MTs DAN SMA/MA) selama 5 kali kegiatan. Diharapkan
melalui kegiatan tersebut bisa membantu remaja untuk mendapatkan informasi
mengenai kesehatannya.
B.
PERUMUSAN
MASALAH
Dari analisa di atas maka perumusan
masalah adalah “Apakah dengan penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan remaja
tentang PMS dan HIV/AIDS ?”
C.
TUJUAN
1.
Tujuan Umum :
Meningkatkan
pengetahuan remaja tentang PMS dan HIV/AIDS.
2.
Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan
pengetahuan remaja tentang tanda atau gejala, bahaya yang ditimbulkan, cara
penularan dari PMS dan HIV/AIDS.
b. Meningkatkan
pengetahuan remaja tentang upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan dari PMS
dan HIV/AIDS.
D.
MANFAAT
1.
Bagi Instansi/Puskesams:
Memberikan informasi yang berguna dalam
hal kebijaksanaan yang berkaitan dengan remaja dan permasalahannya.
2.
Bagi Remaja/Siswa:
Sebagai
bahan informasi tambahan mengenai pengetahuan PMS dan HIV/AIDS serta permasalahannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PMS
1.
Pengertian PMS
Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan
penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual atau hubungan kelamin.
Kemungkinan seseorang tertular penyakit
ini akan lebih besar bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti
pasangan.
2.
Jenis-jenis PMS
Di
Indonesia dapat ditemui berbagai jenis PMS, adapun yang perlu diketahui antara
lain :
1) Syphilis
(Raja Singa)
Kuman penyebabnya disebut Treponema Pallidum. Masa tanpa gejala
berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul
benjolan di sekitar alat kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan
nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak
kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Gejala ini akan
hilang dengan sendirinya dan seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini.
Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini
tidak menunjukkan gejala apa-apa, atau disebut masa laten. Setelah 5-10 tahun
penyakit sifillis akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan
jantung. Pada perempuan hamil sifillis dapat ditularkan kepada bayi yang
dikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan
teterbelakangan mental.
2) Gonore/GO
(Kencing Nanah)
Kuman penyebabnya adalah Neisseria Gonorrhoe. Ada masa tenggang
selama 2-10 hari setelah kuman masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks.
Tanda-tanda penyakitnya adalah nyeri,
merah, bengkak dan bernanah. Gejala pada laki-laki adalah rasa sakit pada saat
kencing,keluarnya nanah kental kuning kehijauan, ujung penis tampak merah dan
agak bengkak. Pada perempuan, 60% kasus tidak menunjukkan gejala. Namun ada
juga rasa sakit pada saat kencing dan terdapat keputihan kental berwarna
kekuningan.
Akibat penyakit GO, pada laki-laki dan
perempuan, seringkali berupa kemandulan. Pada perempuan bisa juga terjadi
radang panggul, dan dapat diturunkan kepada bayi yang baru lahir berupa infeksi
pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan.
3) Herpes
Genitalis
Penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes Simplex dengan masa tenggang 4-7
hari sesudah virus masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks.
Gejala dan tanda-tandanya adalah :
a. Bintil-bintil
berair (berkelompok seperti anggur) yang sangat nyeri pada sekitar alat kelamin
b. Kemudian
pecah dan meninggalkan luka yang kering mengerak, lalu hilang sendiri
c. Gejala
kambuh lagi seperti di atas namun tidak senyeri tahap awal bila ada factor
pencetus (stress, haid, minuman/makanan berakohol) dan biasanya menetap hilang
timbul seumur hidup
Pada perempuan, seringkali menjadi
kanker mulut rahim beberapa tahun kemudian. Penyakit ini belum ada obat yang
benar-benar mujarab tetapi pengobatan anti virus bisa mengurangi rasa sakit dan
lamanya episode penyakit.
4) Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia Trachomatis. Masa tanpa gejala
berlangsung 7-21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan pada alat reproduksi
laki-laki dan perempuan.
Pada perempuan, gejalanya bisa berupa :
a. Keluarnya
cairan dari alat kelamin atau “keputihan encer” berwarna putih kekuningan
b. Rasa
nyeri di rongga panggul
c. Perdarahan
setelah hubungan seksual
Pada laki-laki gejalanya adalah :
a. Rasa
nyeri saat kencing
b. Keluar
cairan bening dari saluran kencing
c. Bila
ada infeksi lebih lanjut, cairan semakin sering keluar dan bercampur darah
Tidak jarang pula, gejala tidak muncul
sama sekali, padahal proses infeksi sedang berlangsung. Oleh karena itu
penderita tidak sadar sedang menjadi pembawa IMS dan menularkannya kepada
pasangannya melalui hubungan seksual.
Akibat terkena Klamidia pada perempuan
adalah cacatnya saluran telur dan kemandulan, radang saluran kencing, robeknya
saluran ketuban sehingga terjadi kelahiran bayi sebelum waktunya (prematur).
Sementara pada laki-laki akibatnya adalah rusaknya saluran air mani dan
mengakibatkan kemandulan, serta radang saluran kencing. Pada bayi, 60%-70%
terkena penyakit mata atau saluran pernafasan (pneumonia).
5) Trikomoniasis
Vaginalis
Trikomoniasis
adalah IMS yang disebabkan oleh parasit Trikomonas
Vaginalis.
Gejala
dan tanda-tandanya adalah :
a. Cairan
vagina encer, berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk
b. Vulva
agak bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak nyaman
c. Nyeri
saat berhubungan seksual atau saat kencing
6) Kandidiasis
Vagina
Kandidiasis vagina merupakan keputihan
yang disebabkan oleh jamur Candida
Albicans. Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit maupun di dalam
liang kemaluan perempuan. Tetapi pada keadaan tertentu jamur ini meluas
sedemikian rupa sehingga menimbulkan keputihan.
Gejalanya berupa keputihan berwarna
putih susu, bergumpal, disertai rasa gatal panas dan kemerahan pada kelamin dan
di sekitarnya.
Penyakit ini tidak selalu tergolong IMS,
tetapi pasangan seksual dari perempuan yang terinfeksi jamur ini dapat mengeluh
gatal dengan gejala bintik-bintik kemerahan di kulit kelamin.
7) Kutil
Kelamin
Penyebanya adalah Human Papiloma Virus (HPV) dengan gejala yang khas yaitu terdapat
satu atau beberapa kutil di sekitar kemaluan.
Pada perempuan, dapat mengenai kulit di
daerah kelamin sampai dubur, selaput lender bagian dalam liang kemaluan sampai
leher rahim. Bila perempuan hamil, kutil dapat tumbuh sampai besar sekali.
Kutil kelamin kadang-kadang bisa mengakibatkan kanker leher rahim atau kanker
kulit di sekitar kelamin.
Pada laki-laki mengenai alat kelamin dan
saluran kencing bagian dalam. Kadang-kadang kutil tidak terlihat sehingga tidak
di sadari. Biasanya laki-laki baru menyadari setelah ia menulari pasangannya.
Sampai sekarang belum ada obat yang
dapat secara tuntas menyembuhkan kutil kelamin. Pengobatan hanya sampai pada
tahap menghilangkan kutilya saja.
3.
Tanda atau Gejala PMS
Tanda atau gejala PMS bisa dilihat atau
tergantung dari jenis penyakitnya. Secara umum yang dapat dirasakan adalah :
1) Ada
cairan yang keluar dari penis, vagina, atau dubur
2) Terasa
perih atau panas sewaktu buang air kecil dan ketika melakukan hubungan seks
3) Nyeri
di perut bagian bawah (wanita), buah pelir (laki-laki)
4) Melepuh,
lecet, kutil, ruam dan/atau pembengkakan di sekitar kelamin dan/atau mulut
5) Demam,
pusing, nyeri otot, pembengkakan kelenjar
4.
Penyebaran PMS
PMS
dapat menyebar luas karena :
1) Sering
berganti pasangan
2) Memiliki
lebih dari pasangan seksual
3) Berhubungan
seksual dengan pasangan seksual yang tidak dikenal (WTS, PTS, dan pelanggannya)
4) Tetap
melakukan hubungan seksual meskipun telah menderita PMS
5) Berhubungan
seksual dengan penderita PMS
6) Tidak
menggunakan alat pelindung bila berhubungan seksual dengan penderita PMS
Remaja, baik laki-laki maupun perempuan
dapat tertular PMS apabila remaja tersebut “terjebak” dalam pengaruh buruk
lingkungan (pergaulan bebas atau “seks bebas”) dan melakukan hubungan seksual
dengan orang-orang yang beresiko terkena PMS seperti WTS dan langganannya atau
orang yang pernah berhubungan dengan WTS.
5.
Diagnose dan Pengobatan PMS
Kendala yang dihadapi dalam diagnosis
PMS yang tepat adalah keterbatasan tenaga pemeriksaan laboratorium,
keterbatasan pengadaan peralatan dan biaya operasional, keterbatasan
sensitivitas pemeriksaan, dan keterbatasan jangkauan laboratorium yang hanya
untuk beberapa PMS saja, sementara etiologi PMS sangat banyak serta banyaknya
infeksi ganda.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut, bagi
negara berkembang WHO telah
memperkenalkan dan menganjurkan penggunaan pendekatan sindrom untuk mendiagnosa
PMS.
Pendekatan sindrom PMS adalah
penatalaksanaan kasus PMS berdasarkan gejala klinis yang ditemukan dan
dilanjutkan dengan pengobatan yang tepat guna
terhadap penyebab utama gejala klinis tersebut walaupun tanpa dukungan
pemeriksaan laboratorium. Pendekatan sindrom terhadap keluarnya cairan abnormal
dari alat kelamin dan terjadinya luka pada alat genital pria maupun perempuan
telah terbukti menghasikan tingkat penyembuhan yang tinggi dan “Cost Effective”
6.
Pencegahan PMS pada Remaja
PMS
pada remaja dapat dicegah dengan :
1) Tidak
melakukan hubungan seksual sebelum menikah
2) Banyak
melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, seperti: olah raga, menari,
menyanyi, main music, dll
3) Meningkatkan
iman dan taqwa
B.
HIV/AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome.
Penyakit ini kumpulan gejala akibat menurunnya system kekebalan tubuh yang
terjadi karena seseoarang terinfeksi virus HIV. HV sendiri adalah singkatan
dari Human Immuno Virus.orang yang
terinfeksi oleh virus ini tidak dapat mengatasi serbuan infeksi penyakit lain
karena system kekebalan tubuhnya menurun terus secara drastis.
1. Penularan
HIV
HIV terdapat pada seluruh cairan tubuh
manusia, tetapi yang bisa menularkan hanya yang terdapat pada sperma (air
mani), darah, dan cairan vagina.
Cara-cara
penularannya adalah sebagai berikut :
a. Berganti-ganti
pasangan seksual, atau berhubungan dengan orang yang positif terinfeksi virus
HIV
b. Pemakai
jarum suntik bekas orang yang terinfeksi virus HIV
c. Menerima
transfusi darah yang tercemar HIV
d. Ibu
hamil yang terinfeksi virus HIV akan menularkannya ke bayi dalam kandungannya
2. Kelompok
Resiko Tinggi
a. Mereka
yang melakukan hubungan seks yang tidak aman, termasuk tanpa pemakaian kondom
b. Mereka
yang berganti-ganti pasangan seksual
c. Mereka
yang ganti-ganti jarum suntik atau alat-alat lain yang kontak dengan cairan
tubuh dengan orang lain
d. Mereka
yang memperoleh transfusi darah yang tidak di tes HIV
e. Ibu
hamil yang terinfeksi virus HIV akan menularkannya ke bayi dalam kandungannya
3. Perjalanan
Infeksi HIV/AIDS
Masa inkubasi HIV atau masa laten,
sangat tergantung pada daya tahan tubuh masing-masing orang, rata-rata 5-10
tahun. Selama masa ini orang tidak memperlihatkan gejala-gejala, walaupun
jumlah HIV semakin bertambah dan semakin rusak fungsi kekebalan tubuh. Pada
waktu system kekebalan tubuh sudah dalam keadaan parah, ODHA (orang dengan HIV/AIDS)
akan mulai menampakkan gejala-gejala AIDS.
1) Masa
jendela (window period)
Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan
diikuti dengan perubahan serologic. Ketika antibody terhadap virus tersebut
dari negative berubah menjadi positif. Rentang waktu sejak HIV masuk ke dalam
tubuh sampai tes antibody terhadap HIV menjadi positif.
Lama window period antara 1-3 bulan,
bahkan ada yang berlangsung 6 bulan.
Pada masa jendela, sekitar 50-90% orang
yang terinfeksi HIV menunjukkan sindrom retroviral akut berupa demam,pembesaran
kelenjar, pembesaran hati atau ginjal, nyeri tenggorok, nyeri otot, dsb seperti
pada infeksi virus lain.
2) Masa
tanpa gejala (asimptomatik)
Asimptomatik berarti di dalam tubuh
terdapat HIV tetapi tubuh tidak menunjukkan gejala-gejala. Keadaan ini pada
umumnya bila tanpa pengobatan, perjalanan penyakit dari infeksi HIV sampai AIDS
dapat berlangsung rata-rata 5-10 tahun
3) Pembesaran
Kelenjar Limfe
Masa ini ditandai dengan pembesaran
kelenjar limfe secara menetap dan merata, tidak hanya pada satu tempat yang
berlangsung lebih dari 1 bulan
4) Gejala
Klinis AIDS
Keadaan ini disertai adanya
bermacam-macam penyakit, antara lain penyakit konstitusional, penyakit syaraf,
dan penyakit infeksi sekunder.
Sekitar sepertiga bayi yang mengidap HIV
akan menjadi AIDS dalam usia satu tahun pertama. Adapun gejala AIDS pada bayi
dan anak adalah sebagai berikut :
1)
Gangguan pertumbuhan
2)
Infeksi bakteri berulang yang serius
3)
Diare kronik
4)
Pembesaran kelenjar di leher
5)
Pembesaran kelenjar limpa
6)
Sariawan berulang
7)
Penyakit berulang
Gejala klinis pada orang dewasa ialah
jika di dapat 2 dari 3 gejala utama dan 1dalam 5 gejala minor.
Gejala utamanya:
1)
Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan
2)
Diare kronis lebih dari 1 bulan berulang
maupun terus-menerus
3)
Penurunan berat badan lebih dari 10%
dalam 3 bulan
Gejala minornya adalah :
1)
Batuk kronis selama lebih dari 1 bulan
2)
Infeksi pada mulut dan tenggorokan, yang
disebabkan oleh jamur Candida Albicans
3)
Pembengkakan kelenjar getah bening yang
menetap di seluruh tubuh
4)
Munculnya Herpes Zoster berulang
5)
Bercak-bercak gatal di seluruh tubuh
Sebagai indicator penyakit AIDS bila
didapatkan Sarcoma Kaposi atau Pneumonia Pnemosistis Carini.
4. Cara
Pencegahan HIV/AIDS
a. Abstinensia,
tidak melakukan hubungan seksual di luar nikah
b. Terikat
hanya dalam hubungan seksual yang sah (suami-istri), dan setia
c. Menggunakan
kondom, terutama kelompok resiko tinggi seperti pekerja seks komersial
d. Sedapat
mungkin menghindari transfusi darah yang belum di skrining
e. Menggunakan
alat-alat medis dan non-medis yang terjamin steril
5. Cara
mendeteksi HIV/AIDS
Dengan melakukan tes-tes darah sesuai
tahapan perkembangan penyakitnya. Untuk mendeteksi adanya antibody terhadap
virus HIV, yang berarti ada virus HIV dalam tubuh, dilakukan tes darah dengan
cara elisa sebanyak 2 kali.
Kemudian bila hasilnya positif,
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan cara “Western Blot atau
Immunofluoresensi”
6. Mitos-mitos
seputar HIV/AIDS di masyarakat
a. Interaksi
sosial dengan penderita HIV/AIDS akan membuat kita tertular penyakitnya.
b. Bersalaman,
menggunakan WC yang sama, tinggal serumah, menggunakan sprei yang sama dengan
menderita HIV/AIDS dapat membuat kita tertular
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
1. Pengetahuan
remaja tentang tanda atau gejala, bahaya yang ditimbulkan, cara penularan dari
PMS dan HIV/AIDS meningkat.
2. Pengetahuan
remaja tentang upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan dari PMS dan HIV/AIDS
meningkat.
B.
SARAN
1. Untuk
meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan dan permasalahannya, terutama
mengenai PMS dan HIV/AIDS perlu kiranya sering diadakan penyuluhan-penyuluhan
dengan tema remaja dan berbagai macam permasalahannya dengan melibatkan semua
pihak.
2. Bagi
remaja atau siswa yang sudah dilakukan kegiatan penyuluhan perlu kiranya
berbagi informasi dengan remaja atau siswa lain, agar mereka sama-sama mengerti
dan paham serta bisa lebih membentengi dirinya sejak dini dari pengaruh buruk
lingkungan.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
BKKBN Jawa Tengah. 1999. Kesehatan Reproduksi Remaja. Buku
Pegangan.
Semarang:
Penerbit BKKBN Propinsi Jawa Tengah.
2.
Budiyanto. 1993. AIDS dan Anda. Jakarta: Penerbit Arcan.
3.
Info Sekitar AIDS, HIV, dan IMS. PKBI
Jawa Tengah.
4.
Puskesmas Batangan. 2013. POA Program
Promosi Kesehatan